EFEKTIVITAS PROGRAM REINTEGRASI SOSIAL NARAPIDANA MELALUI PEMBEBASAN BERSYARAT (PB) DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II AMUNTAI

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program reintegrasi sosial narapidana di Balai Pemasyarakatan Kelas II Amuntai. Program ini berfungsi sebagai upaya untuk membantu narapidana beradaptasi kembali ke masyarakat guna mengurangi risiko residivisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung, sedangkan data sekunder didapat dari dokumentasi dan literatur terkait. Analisis efektivitas program didasarkan pada teori efektivitas Campbell dalam Dyah Mutiarin dan Arif Zaenudin yang mencakup empat sub variabel,yaitu: keberhasilan program, keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap program, tingkat input dan output. hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas program reintegrasi sosial di Balai Pemasyarakatan Kelas II Amuntai telah berjalan sesuai prosedur dan mencapai target yang ditetapkan. dan beberapa subvariabel juga cukup efektif. akan tetapi masih ada kendala berupa pelanggaran hukum baru, stigma negatif yang menghambat mereka juga untuk mendapat pekerjaan yang layak, serta kualias program reintegrasi di balai pemasyarakatan yang belum cukup optimal.  Faktor pendorong dalam efektivitas program reintegrasi sosial melalui pembebasan bersyarat (PB) ini adalah dukungan dari keluarga, masyarakat, dan sumber daya manusia yang terlibat. faktor penghambat: masih adanya residivisme yang menunjukan narapidana kembali melakukan tindak kejahatan ulang setelah bebas, stigma sosial dan diskriminatif terhadap mantan narapidana yang masih kuat yang mana hal tersebut mengahmbat mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, serta kualitas pelaksanaan program reintegrasi sisal di balai pemasyarakatan belum optimal. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan program reintegrasi sosial yang lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan peran Balai Pemasyarakatan dalam meminimalisir tingkat residivisme di masyarakat.