EFEKTIVITAS PEMBINAAN NARAPIDANA BERBASIS PONDOK PESANTREN PADA LEMBAGA PEMBINAAN KEAGAMAAN PONDOK PESANTREN TERPADU AT TAUBAH (LPK PPTA) DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KELAS IIB AMUNTAI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Keywords:
Efektivitas, Pembinaan Narapidana, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB AmuntaiAbstract
Efektivitas Pembinaan Narapidana Berbasis Pondok Pesantren Pada Lembaga Pembinaan Keagamaan Pondok Pesantren Terpadu At Taubah (LPK PPTA) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Amuntai. 1. Narapidana yang mengikuti program pesantren memiliki motivasi yang beragam. Berapa narapidana mengikuti program karena keinginan pribadi untuk berubah, sementara yang lain mungkin hanya mengikuti karena tuntutan atau peraturan lapas, sehingga mempengaruhi keseriusan mereka dalam mengikuti program.Variasi Latar Belakang Agama Narapidana Narapidana yang berpartisipasi dalam program ini memiliki latar belakang agama yang berbeda, sehingga pendekatan pembinaan berbasis pesantren bisa jadi kurang relevan atau efektif bagi mereka yang berasal dari keyakinan yang berbeda atau kurang akrab dengan tradisi pesantren. Dilembaga pemasyarakatan Kelas IIB Amuntai program pelatihan yang seharusnya dilaksanakan enam kali dalam sebulan tidak dapat terealisasi sesuai jadwal. Hal ini berdampak pada kurangnya kesempatan narapidana untuk mendapatkan ilmu keterampilan yang dapat membantu mereka setelah bebas. Selain itu, Keterbatasan ruang di bangunan masjid menyebabkan tidak semua narapidana dapat mengikuti pembinaan keagamaan secara optimal. Akibatnya proses rehabilitasi yang bertujuan untuk membentuk perilaku yang lebih baik dan mengurangi resiko residivisme menjadi kurang efektif.
Metode penulisan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 10 orang. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Pembinaan Narapidana di pondok pesantren terpadu at taubah, di lapas amuntai dalam pembinaan meningkatkan dan membangun kesadaran religius dan moral narapidana, yang tercermin dari peningkatan perilaku positif dan motivasi untuk berubah kurang efektif. Hal ini terlihat dari beberapa indikator pertama, keberhasilan program, narapidana cukup baik, meskipun masih terdapat keterbatasan saat menghadapi perintah baik paksaan untuk beribadah atau ketika mendapat tekanan tinggi dari petugas hanya beberapa yang cenderung lebih patuh pada petugas. Kedua, keberhasilan sasaran, narapidana yang terlihat secara jelas perubahan nyatanya hanya beberapa, namun perlu ditingkatkan lagi dalam pengajaran agar narapidana bisa termotivasi. Ketiga, hubungan kerja yang dibina oleh Ustadz dan petugas lapas menciptakan suasana pondok yang kondusif, akan tetapi hanya sekitar 60% narapidana yang bisa diajak ikut serta dalam pondok pesantren komunikasi yang dilakukan petugas masih tidak efektif. Keempat, proses dalam memulai hubungan pegawai dengan narapidana cukup terbuka dan professional namun belum sepenuhnya meningkatkan jumlah partisipasi narapidana yang ada. Kelima, motivasi yang diberikan belum maksimal dan cenderung bersifat umum oleh karena itu hanya beberapa narapidana yang berkeinginan kuat yang terlihat perubahan dari segi positifnya.
Disarankan kepada LPK PPTA Meningkatkan sarana dan prasarana pembinaan, termasuk ruang belajar dan peralatan pendamping juga menambah frekuensi pelatihan dan melibatkan narapidana lebih dalam pengambilan peran aktifDisarankan kepada LPK PPTA Meningkatkan sarana dan prasarana pembinaan, termasuk ruang belajar dan peralatan pendamping juga menambah frekuensi pelatihan dan melibatkan narapidana lebih dalam pengambilan peran aktif





