PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA RANTAU KEMINTING KECAMATAN LABUAN AMAS UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Rantau Keminting. Permasalahan utama yang ditemukan adalah kurangnya sumber daya manusia yang bersedia terlibat dalam pengelolaan BUMDes, minimnya sosialisasi dari pelaksana BUMDes kepada masyarakat, dan rendahnya partisipasi masyarakat. Meskipun ada sejumlah individu yang berpartisipasi, jumlah sumber daya manusia yang ahli dalam pengelolaan ini masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana pengelolaan BUMDes di Desa Rantau Keminting dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaannya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan tipe deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan mengambil sampel secara purposive sampling yang terdiri dari 12 orang. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan BUMDes di Desa Rantau Keminting masih belum optimal. Dalam aspek perencanaan, indikator rencana kegiatan dinilai baik, karena sudah dirancang sejak tahun-tahun sebelumnya. Indikator strategi juga menunjukkan hasil yang positif, di mana perencanaan telah mempertimbangkan strategi masa depan. Namun, dalam aspek pengorganisasian, meskipun pembagian tugas sudah dilakukan dengan baik, indikator pelimpahan wewenang masih perlu diperbaiki agar dapat berfungsi lebih optimal. Aspek staffing menunjukkan bahwa penempatan sumber daya belum sepenuhnya efektif karena minimnya pelatihan. Dalam hal motivasi, indikator pemberian arahan masih lemah, karena komunikasi langsung kepada anggota belum dilakukan secara maksimal. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam aktivitas BUMDes juga tergolong rendah, dengan hanya pengelola dan pemerintah desa yang aktif bergerak. Aspek pengendalian menunjukkan bahwa penilaian pelaksanaan pengelolaan BUMDes belum memuaskan; pemasaran yang terbatas dan keuntungan yang belum signifikan menjadi hambatan. Tindakan perbaikan yang diterapkan juga belum efektif, lebih banyak berupa teguran daripada tindakan nyata dan sanksi. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan BUMDes meliputi kurangnya sumber daya manusia dan strategi pemasaran yang tidak memadai. Di sisi lain, faktor pendorong yang ada adalah potensi peningkatan ekonomi desa yang bisa diperoleh melalui pengelolaan BUMDes yang lebih baik.