PEMBERDAYAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BINA BERSAMA DI DESA PADANG BASAR KECAMATAN AMUNTAI UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Keywords:
Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan, Gabungan Kelompok TaniAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani Bina Bersama di Desa Padang Basar Kecamatan amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Faktor yang mempengaruhi Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani Bina Bersama Desa di Padang Basar Kecamatan amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara. Terdapat beberapa permasalahan dalam Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani Bina Bersama, antara lain: Dari 5 kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan, hanya 2 kelompok yang menunjukkan keaktifan dalam menjalankan program dan kegiatan pertanian; Tidak meratanya pelatihan dan bantuan yang diberikan, hanya kelompok tani yang aktif yang cenderung mendapatkan prioritas dalam menerima pelatihan dan bantuan, seperti alat pertanian modern, pupuk bersubsidi, dan bibit unggul; Tidak adanya sosialisasi kembali dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kepada kelompok tani yang tidak aktif dan hanya kelompok tani yang aktif diberi pembinaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebelas informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk menyediakan data. Teknik Analisa yang digunakan adalah kondensasi data, penyajian data, menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan. Hasil Penelitian Pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani Bina Bersama di Desa Padang Basar Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu Sungai Utara sudah cukup optimal. Hal tersebut terlihat pada aspek enabling yang menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam program pemberdayaan masih rendah, hanya dua dari lima kelompok tani yang aktif dan pada bantuan alat pendukung sudah cukup optimal, dengan adanya bantuan alat pertanian seperti hand tractor, pompa air, dan mesin perontok padi telah membantu kelompok tani yang aktif. Aspek empowering menunjukkan hasil cukup optimal melalui pelatihan seperti Sekolah Lapang Usaha Tani dan teknik pertanian modern, yang meningkatkan keterampilan dan produktivitas petani. Jaringan sosial antar anggota kelompok tani juga cukup baik, meskipun masih terbatas pada lingkup lokal. Aspek protecting menunjukkan bahwa perlindungan hukum dan sosial melalui pendaftaran dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian dan asuransi usaha tani memberikan dukungan yang signifikan. Serta adanya kebijakan pemerintah yang membantu meningkatkan produktivitas petani dan mendukung pemberdayaan secara keseluruhan. (1) Faktor Pendukung a. fasilitas alat pertanian yang memadai, b. bantuan bibit, pupuk, dan obat-obatan yang sesuai kebutuhan, c. adanya pemberian pelatihan dari PPL. (2) Faktor Penghambat a. Keterbatasan sumber daya manusia, b. Kondisi lingkungan dan alam yang tidak dapat diprediksi. Saran agar meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan petani, serta menarik minat generasi muda dalam pemberdayaan gabungan kelompok tani. Selain itu, perhatian terhadap pengelolaan sumber daya alam dan infrastruktur irigasi sangat penting untuk mengurangi dampak bencana. Kelompok tani diharapkan membangun kerjasama yang lebih solid, meningkatkan komunikasi, dan terbuka terhadap inovasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap perubahan iklim.