IMPLEMENTASI PROGRAM PERBAIKAN GIZI PADA BALITA DI DESA SUNGAI TABUKAN KECAMATAN SUNGAI TABUKAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Keywords:
Implementasi, Program, Perbaikan Gizi BalitaAbstract
Adapun yang menjadi salah satu program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan yaitu adanya program perbaikan gizi pada balita. Fenomena yang terjadi dalam implementasi program perbaikan gizi pada balita antara lain: Tingginya angka stunting karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya pendidikan pada masyarakat, kurangnya kemampuan kader posyandu dalam memberikan pelayanan secara maksimal, terbatasnya dana anggaran. Berdasarkan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program perbaikan gizi pada balita di Desa Sungai Tabukan Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan tipe deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data diambil melalui penarikan sampel secara purposive sampling berjumlah 9 orang. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik meliputi kondensasi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program perbaikan gizi pada balita di Desa Sungai Tabukan Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara cukup optimal, hal ini dilihat dari : Pada indikator keterlibatan penerima program cukup optimal, dalam aspek sumber daya pada indikator sumber daya manusia cukup optimal, dalam aspek hubungan antar organisasi pada indikator kerja sama antar organisasi pelaksana kebijakan sudah optimal, pada indikator fasilitas sudah optimal, dalam aspek kondisi lingkungan diketahui pada indikator lingkungan sosial kurang optimal, pada indikator lingkungan budaya kurang optimal, pada indikator dana anggaran yang diberikan kurang optimal, dalam aspek kemampuan agen pelaksana pada indikator kemampuan kurang optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi, faktor pendorong yaitu kerjasama antar organisasi sudah berjalan baik dan sumber daya sudah memadai. Faktor penghambat yaitu pendidikan dan pengetahuan yang kurang dari masyarakat, minimnya dana program perbaikan gizi pada balita, kurangnya kemampuan kader dalam melayani secara maksimal.